Sejarah Krisis Moneter di Angola: Dampak Perang Saudara dan Ketergantungan pada Minyak
Angola, negara di Afrika Barat, memiliki sejarah ekonomi yang cukup bergejolak, terutama akibat perang saudara yang berkepanjangan dan ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor minyak. Krisis moneter yang dialami Angola merupakan konsekuensi dari berbagai faktor kompleks yang saling terkait.
Akar Masalah: Perang Saudara dan Ketergantungan pada Minyak
- Perang Saudara: Selama hampir tiga dekade (1975-2002), Angola dilanda perang saudara yang berkepanjangan. Konflik ini menghancurkan infrastruktur, menghambat investasi, dan menciptakan ketidakstabilan politik dan ekonomi.
- Ketergantungan pada Minyak: Setelah perang berakhir, Angola berhasil meningkatkan produksi minyak dan menjadi salah satu produsen minyak terbesar di Afrika. Namun, ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor minyak membuat ekonomi Angola sangat rentan terhadap fluktuasi harga minyak dunia.
Krisis Moneter di Angola
- Fluktuasi Harga Minyak: Ketika harga minyak dunia anjlok pada tahun 2014, pendapatan negara dari ekspor minyak pun menurun drastis. Hal ini menyebabkan defisit anggaran yang besar dan melemahnya nilai mata uang Kwanza.
- Korupsi: Masalah korupsi yang merajalela juga memperparah kondisi ekonomi Angola. Dana negara yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat justru disalahgunakan oleh segelintir orang.
- Utang Luar Negeri: Untuk menutupi defisit anggaran, pemerintah Angola terpaksa meminjam uang dari lembaga keuangan internasional. Namun, utang yang menumpuk semakin membebani keuangan negara.
Dampak Krisis Moneter
- Inflasi Tinggi: Nilai mata uang Kwanza melemah drastis, menyebabkan inflasi yang sangat tinggi. Hal ini membuat harga barang dan jasa melambung tinggi, sehingga daya beli masyarakat menurun.
- Kemiskinan: Tingkat kemiskinan di Angola meningkat tajam. Banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.
- Pelayanan Publik yang Buruk: Krisis ekonomi juga berdampak pada kualitas pelayanan publik, seperti kesehatan dan pendidikan.
- Ketidakstabilan Politik: Krisis ekonomi dapat memicu ketidakstabilan politik, karena masyarakat semakin tidak puas dengan kinerja pemerintah.